............................. Keenam sahabat masih mendongak mengagumi Mahameru. "Ta..." "Iya, Yan." "Nanti kita akan ke sana? Berdiri di puncak itu? Berdiri di sana?" "Iya..." "Tinggi banget, Ta..." "Iya." "Bisa apa kita, Ta?" Genta terdiam, matanya masih lekat di puncak Mahameru yang masih terlihat kecil. Mata Genta terpejam. "Yakin kita bisa?" tiba-tiba Genta menoleh ke teman-temannya dan menatap tajam satu per satu. "Gue udah taruh puncak itu dan kita semua disini." Arial berkata pelan sambil membawa jari telunjuk ke keningnya. Genta tersenyum. "Kalo begitu...yang kita perlu sekarang cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. " "Dan hati yang ak...
karena diri kita adalah kumpulan episode, maka rekam tiap episode hidupmu dalam tulisan