Bayangkan kalau tradisi menulis nggak pernah ada,
kalau tradisi merekam peristiwa, gagasan dan perasaan nggak pernah ada,
apa kita bakal mengenal siapa nenek moyang kita?
Bayangkan kalau Anda tidak menulis,
tak berusaha merekam gagasan dan pikiran-pikiran Anda,
apa cucumu nanti akan mengenal siapa kamu?
Seandainya kakek saya, semasa hidupnya menulis sesuatu, mungkin sekarang saya mengenal siapa dia. Tetapi itu tak pernah terjadi. Tak selembar pun tulisan yang diwariskan kakek pada saya. Saya tak pernah tahu isi kepala kakek, selain bahwa dia adalah seorang lelaki tua leluhur saya. Maka jangan salahkan saya, jika saya lebih mengenal Karl Marx, Jostein Gaarder atau Pramoedya Ananta Toer, yang bukan siapa-siapa saya, daripada kakek saya sendiri.
"Dendam" itulah menjadi energi besar yang mendorong saya untuk terus menulis. Saya tak mau dilupakan sejarah. Saya mau jadi orang yang berkesadaran sejarah. Maka saya memutuskan untuk menulis. Agar kelak, jika cucu saya tak sempat tahu apa yang kakeknya pikirkan dan bicarakan semasa hidupnya, ia bisa mengenal kakeknya lewat tulisan-tulisannya!
*taken from back cover of Writing is Amazing by Fahd Djibran
kereeeen.. betul, jadikan tulisan kita sbg kenang-kenangan untuk anak cucu cicit kita kelak nanti. semoga bisa dikenang :)
BalasHapuswah...
BalasHapusciri ciri mau eksis nih yun...
hehehehehe
selamat mengukir sejarah..
nek .. nenek hebat , ini aku, cucumu nek, nenek ko' diem aja sih, nenek ceritakan tentang aku juga ya dibuku cerita nenek :P
BalasHapus>irma: ini cm 1 alasan knp orang 'menulis', hehe..
BalasHapus>arman: hmm..gt kh? hehe..semoga :)
>mb ani: jiaah..gmn mo cerita ttg cucu, anak aj blm punya :D
seandainya kamu tidak ada maka tidak ada yang bisa memberitahukan semua ini, tak ada lagi cerita yang seru untuk dibaca ..
BalasHapusdunia tidak akan mengenal kita jika kita tidak ikut ambil bagian dalam sejarah...walaupun hanya dengan goresan tangan...hentakan tuts keyboard PC... semoga itu bisa menciptakan dan menoreh sebuah sejarah tentang kita....
BalasHapus