photo by CLk7 |
Teruntuk Sora,
Kita memang tidak pernah tahu konspirasi semesta macam apa lagi yang sedang menanti kita di depan. Serupa kebutaanku bahwa hubungan kita akan seperti ini sejak kali pertama aku menjatuhkan pandangku untukmu.
Satu dekade, dan banyak hal telah berubah. Musim berganti rupa dalam salinan yang baru, sedangkan aku masihlah lelaki pemalu yang selalu gemetar ketika harus berdiri di dekatmu. Apalagi jika harus menguraikan perasaanku padamu. Ah, aku seperti tak punya kuasa untuk itu.
Tapi aku ingin jujur, dan kau boleh tertawa mendengarnya. Aku selalu menanti kapan kita akan bertemu lagi, atau sekadar menunggu pesan singkat darimu walau hanya berisi sebuah sapaan "Selamat pagi, Rei!" Hal-hal remeh, namun membuatku candu.
Silakan sebut aku gombal atau apalah, namun perasaan ini, entah sampai kapan aku akan kuat membendungnya. Kau semisal hujan yang terus merintik, sementara aku mulai rapuh kau hujam berkali-kali.
Sekarang masih banyak mimpi, harapan, keinginan dan hal lainnya yang belum aku lakukan. Padahal aku sudah terlanjur berangan ingin menggenapkannya bersamamu.
Pertanyaannya: bersediakah kamu?
dari yang ingin membersamaimu,
Rei
aaaaaaaa..... sepagi ini kau buatku meleleh kak :D
BalasHapusPasti bagian "genap" itu :3
Hapus"Tapi aku ingin jujur, dan kau boleh tertawa mendengarnya. Aku selalu menanti kapan kita akan bertemu lagi,"
BalasHapusIzinkan saya mengutip kalimat tersebut untuk ... (titik... titik...)
#Aan Sopiyan
Untuk? *mulai kepo :p
HapusHahaa...silakan An
Terima kasih sudah mau mampir :D