Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Menikmati Banda Neira dari Ketinggian (Part 2)

Target! Salah satu cara untuk bisa melihat panorama Banda Neira secara keseluruhan adalah dengan berdiri di puncak Gunung Api dan hal ini sudah seperti ‘kewajiban’ bagi setiap turis. Jika kemarin saya hanya menatap gunung yang elok hijau menjulang ini dari belakang penginapan, kini saatnya merasakan sensasi mendaki dan bermalam di gunung api yang puncaknya berada pada ketinggian sekitar 666 meter di atas permukaan laut tersebut. Dan angka tersebut bisa jadi dianggap remeh bagi sebagian orang, jika dibandingkan dengan ketinggian gunung-gunung lainnya di Indonesia yang rata-rata berada diatas angka 1000, 2000, bahkan 3000 meter. Sekitar pukul tiga sore, saya dan Miz , adik saya, sudah siap dengan segala barang bawaan dan bekal kami. Makanan, minuman, kantong tidur, matras, tapi tanpa tenda. Cukup nekat memang. Namun kami berharap cuaca akan bersahabat hingga kami turun gunung esok hari. Setelah menyeberang dengan perahu ketinting sekitar 5 menit, kami sampai di titik awal jal

Berjalan Lebih Jauh ke Banda Neira (Part 1)

Petang sebelum keberangkatan. Satu pesan masuk. “Kamu mau ke Banda Neira?” Saya tersenyum, lalu segera mengetik jawaban. “Ya, tentu saja mau.” Saya tahu pasti bukan jawaban macam itu yang dia inginkan, tapi saya tetap mengirimnya. Tak lama berselang, dia membalas “Kapan mau ke sana?” “Kapan kamu mau mengajak saya?” Saya balik bertanya sambil mengamati riuh ramai di hadapan saya. Pelabuhan Ambon malam ini sibuk sekali. ** Selamat pagi, Banda Neira! Perjalanan ke pulau ini sebenarnya telah saya impikan cukup lama. Semua bermula ketika sahabat saya bercerita tentang keeksotisan pulau yang dijuluki Nutmeg Island ini. Dan sejak itu pula kami berencana untuk menjelajahinya nanti, entah kapan. Tapi hidup memang seringkali dikelilingi hal-hal tak terduga. Saat kesempatan itu ada di depan mata, hanya dua pilihannya: take it or lose it. Saya memilih yang pertama. So now, here i am. Berdua, tapi bukan dengan sahabat saya itu. Menyapa subuh di pelabuhan Banda Neira yang masih d