Langsung ke konten utama

duapuluhfebruariduaribusebelas

jika diminta bercerita tentang hari ini, maka saya akan bercerita tentang bangun kesiangan, kebingungan, isi materi tanpa persiapan, kelaparan dan rasa puas. maka dalam hal ini, 'kebingungan'lah yang menjadi penentu kelanjutan pembicaraan kita hari ini.

mari dimulai dari yang pertama, tentang bangun kesiangan. ini adalah dampak dari penyakit insomnia yang sempat hilang tapi mendadak kambuh lagi. untuk urusan yang satu ini, saya juga tidak tahu alasannya. yang saya tahu, ketika penyakit itu mulai menjangkit, maka layar kompi  yang akan menjadi sasaran tatapan mata saya yang sudah mau ditutup tapi tidak bisa tertutup.

kedua, tentang kebingungan. setelah akhirnya semalam bisa menutup mata, masalah kembali muncul ketika saya membuka mata. saya bingung. ada banyak agenda hari ini, dan semuanya melibatkan diri saya. hmm, lebih tepatnya keinginan saya untuk berada pada semua agenda itu. maka pagi tadi saya berpikir tentang bagaimana caranya saya untuk bisa berada di Maros sepanjang hari, sementara siangnya saya harus ke Unismuh dan GTC, lalu sorenya harus sudah berada di tempat konsolidasi. sangat sulit, berhubung saya tidak mempunyai 'pintu kemana saja'-nya Doraemon. maka saya putuskan untuk tidak berada di Maros sepanjang hari tadi dan menghabiskan 20 Februari dengan keliling Makassar saja.

lalu ketiga, tentang isi materi tanpa persiapan. malam sebelumnya, seorang teman meminta saya untuk berbagi ilmu tentang motivasi menulis kepadanya dan teman-temannya di Unismuh yang tergabung dalam Goresan Pena Al-Jauzy. ini kali pertama saya diminta untuk membawakan materi ini, maka wajarlah kalau saya bingung. malam itu, saya mencoba untuk mencari referensi dari internet. namun, sepertinya koneksi jaringan tidak mau berkompromi. semakin bingung, lalu saya mencari buku yang kira-kira bisa jadi referensi alias contekan untuk besok. dapat!!  namun kali ini, giliran mata yang tidak mau berkompromi. dia ingin menutup. maka saya, sebagai makhluk yang tidak ingin mendzalimi diri sendiri, memberikan haknya untuk istirahat. maka bisa ditebak, pagi tadi tak ada waktu lagi untuk mempersiapkan apa-apa yang harusnya disiapkan seorang pemateri pada umumnya.heeh..


kemudian ke empat, kelaparan. setelah ketiga cerita diatas, saya pikir kalian akan mengerti kenapa saya sampai harus menderita masalah ke empat ini. yup, tepat sekali. "tak ada cukup waktu untuk sekedar sarapan, karena kau terlambat bangun yun!", kataku pada diri sendiri. maka dengan berbekal beng-beng di dalam ransel hitamku, berangkatlah saya dengan perut kosong. and you know what?! acaranya molor (seperti biasa). "haah, kalau tahu begini mending tadi gue makan dulu!", gerutuku dalam hati. acaranya baru dimulai sekitar jam setengah 11 (jadwalnya jam 9) dan pesertanya sekitar 15 orang (harusnya gak tau berapa, hhe..) selama ngasi materi yang kebanyakan training (alias praktek langsung), saya mendapati 1 orang peserta yang sama sekali tidak bisa menulis (itu kata dia, bukan kata saya). menghadapi 1 orang ini, saya sudah kehabisan cara. sepertinya motivasi dia untuk menulis memang tidak ada. bahkan mungkin (menurutku), dia memang tidak punya alasan kenapa dia harus menulis. huff...ternyata masih ada juga orang kayak gini di muka bumi. kalau saya ingat-ingat, saya dulu juga begitu sih. tapi buktinya sekarang, saya udah mulai bisa nulis walaupun tulisan saya belum pernah mendapat penghargaan satu pun. hehehe... ^^v *pesanku untuk orang-orang yang serupa dengan 'dia', learning by doing lah. lama-lama juga bisa.


and the last, saya puas. untungnya masih ada yang membuatku senang hari ini. selesai ngisi materi, saya dan mutiah (temanku) pergi ke acara Japan Festival di GTC. ya, ini dia yang menjadi salah satu sebab kenapa saya kebingungan sejak pagi. acara ini cuma setahun sekali, dan tidak ada jaminan saya masih bisa datang tahun depan. maka, jadilah saya disana siang itu. hey, banyak stand yang lucu-lucu. ada yang jual pernak-pernik Japan (harga yukatanya 200 ribu, mahal euy!), masakan khas Japan (sushi pastinya, sama sesuatu yang disebut 'tokiyaki'), stand fotonya juga ada (bareng para cosplay, foto pake hanbok atau yukata juga ada lho!), game nangkep ikan pake jaring yang terbuat dari kertas tisu, bikin tatoo tulisan kanji di tangan atau bikin hiasan dinding tulisan kanji yang ditulis pake kuas. hmm...over all, keren lah. saya sendiri menyempatkan untuk foto pake yukata dan bikin hiasan dinding bertuliskan 'hikari' yang artinya 'cahaya'. *that's my name!


hmm...sekian cerita hari ini. untungnya happy ending ^____^

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***