Langsung ke konten utama

Sedikit Lagi..Sungai Terakhir..Satu Tanjakan Lagi (Puncak Tallung)

1600 mdpl

awal tahun 2011, akhirnya kami merealisasikan apa yang sudah kami rencanakan sejak lama. rencana yang beberapa kali mengalami penundaan akibat banyak hal, bukan lagi satu. rencana yang hampir lagi ditunda karena ada agenda yang bertepatan pada hari itu juga, tapi untungnya bisa ditaktisi. rencana yang sudah saya tunggu sejak lama, bahkan tertulis jelas di whiteboard pada dinding kamarku. rencana yang pada saat tulisan ini diposting sudah menjadi kenyataan. rencana itu, pendakian menuju lembah Ramma di kaki gunung Bawakaraeng.

kami beranggotakan 8 orang yaitu Arif, Firman, Kak Joko, Ria, Resky, Lela, Cida dan saya sendiri. semuanya anak teknik, kecuali kak Joko. dia anak perikanan, yang sangat 'merasa' dilibatkan dalam agenda pendakian ini. semuanya juga 2005, kecuali kak Joko (lagi!) dan Lela (dia 2009). Arif sendiri menyebut kami, KOPI 8 (KOmunitas Pendaki Ikhwah 8). apapun itu, kami bangga coy ^_^

rencana awalnya kami akan berangkat sabtu pagi, tanggal 1 januari, dan mulai mendaki pada saat siang sehingga sebelum hari gelap kami sudah tiba di puncak, menginap di atas semalam dan kembali esok paginya. tapi berhubung ada agenda lain seperti yang saya sebutkan di atas, rencana berubah lagi. keberangkatan kami tunda hingga malam harinya. jam 21.30 kami baru meluncur dari Makassar dan sampai di Malino pada tengah malam. akhirnya, kami memutuskan untuk menginap di pemukiman warga dan baru akan mendaki keesokan paginya.

***
pagi di malino, sangat dingiiiiin...

setelah perlengkapan mendaki disiapkan dan perut diisi, jam 06.30 kami melakukan briefing dipandu oleh Arif. kami menargetkan jam 10.00 kami sudah mencapai puncak. seorang tokoh masyarakat bernama Daeng Minggu, juga mengingatkan kami untuk segera kembali pulang jika kami tidak sanggup. dia khawatir melihat kami (cewek) yang mendaki menggunakan rok. hehe..mungkin baru pertama kali beliau melihat pendaki ber-rok macam kami. sesaat kemudian, kami pun berangkat. bismillah....


saatnya kita berangkat ^^
setengah jam pertama, kami asli ngos-ngosan. maklum, masih permulaan. jalanannya yang 'rata' (maksud saya, rata-rata tanjakan), membuat kecepatan jalan kami agak lambat. belum sampai di pos pertama, kami (terutama ceweknya) sudah sering berhenti, sekedar mengatur nafas untuk kemudian berjalan lagi. entah sudah berapa lama kami jalan, akhirnya tiba juga di pos satu.melepas lelah sejenak, sebelum meneruskan perjalanan lagi. lihat saja, masih ada senyum di wajah kami ^_^. tanpa kami tahu bahwa masih ada 5 sungai yang menanti di depan mata. itu artinya, kami masih harus menanjak 5 kali dan menurun 5 kali lagi. Oh My God!!

perjalanan masih panjang

untuk beberapa jam kemudian, pendakian kami dipenuhi kalimat "galang semangat kepalkan tekad". seingatku lagu ini (mars geologi) yang paling sering dinyanyikan. juga kalimat "istirahat dulue" yang lebih sering dilontarkan para cewek. dan kalau kami sudah istirahat, akan muncul kalimat "poto-poto dulue".hahaha...lalu berikutnya kalimat "awas licin", "hati-hati lintah" juga "jam 10 kita harus sampe" terus menemani perjalanan. tapi menurutku, kalimat yang sangat paling sering diucapkan sampai membuat kami (para cewek khususnya) menjadi bosan mendengarnya adalah "sedikit lagi..sungai terakhir..satu tanjakan lagi", kata si korlap, yang tak lain dan tak bukan adalah Firman. katanya itu adalah kalimat motivasi. tapi sepertinya, tidak begitu ngefek.

oh ya, si korlap juga sempat memberitahu kami tentang cerita mistis yang beredar, tentang 'pasar setan'. katanya, kalau di tengah perjalanan nanti  kita bertemu dengan 'penjual', tidak usah ditegur. kalau ditegur, artinya saat itu kita sedang salah jalan alias nyasar. konon, orang yang sudah bertemu penjual itu akan sulit menemukan jalan pulang dan akhirnya menghilang. wallahu 'alam, soal benar atau tidaknya cerita ini.

last river..finally!

akhirnya, sekitar jam 10.00 kami benar-benar menemui sungai terakhir. haaah..bahagianya! kami istirahat cukup lama disini. ada yang melepas lintah dari kulitnya (Arif, Kak Joko dan Cida jadi korbannya), ada yang cuci muka-kaki-tangan sekalian wudhu, juga mengisi penuh botol dengan air untuk dipakai minum dan memasak di atas nanti. setelah itu, kami bersiap menanjak untuk yang terakhir kalinya untuk kemudian berjumpa dengan lembah Ramma.


***
kami ini akhwat teknik

Subhanallah..sekitar jam 11.00 akhirnya kami sampai juga. Tapi ternyata ini bukan lembah Ramma, kawan. Lembah Ramma ada dibawah sana, sedangkan dimana tempat kaki kami berpijak ini namanya Puncak Tallung. dan sepertinya kami memang tidak akan turun ke bawah sana, mengingat sore nanti kami sudah harus turun gunung lagi.


Tapi menurutku, untuk bisa sampai di ketinggian 1600 mdpl ini saja sudah benar-benar perjuangan. terkhusus bagi saya yang baru pernah kesini. sejauh mata memandang, that's all green. apalagi si Bawakaraeng yang puncaknya tertutup awan itu, keren! seperti kata Lela, "it's amazing, you know!". lelah kami terbayarkan, kawan. lunas!! 


lembah Ramma
di atas sini, kami juga bertemu dengan beberapa pendaki lainnya yang bersiap turun gunung. bahkan ada anak kecil berumur 2 tahun yang ikut rombongan dan ternyata dia digendong sama sang bapak. wah, hebat banget si bapak!

empat jam mendaki, lapar mulai melanda. maka, kami pun memasak ala 'orang lapangan'. cari ranting-ranting kering, susun batu, nyalakan api, dan mulai memasak beras yang tidak dicuci dulu alias langsung masak, mie yang 'terendam', juga ikan sarden yang 'sedikit' bercampur rumput (tak ada yang tahu, kecuali saya dan Kak Joko :D). hmm...itadakimasu!


itadakimasu ^^
setelahnya, kami pun shalat dengan beratapkan langit di ketinggian 1600 mdpl. bagi saya sendiri, shalat dalam keadaan seperti ini semakin menyadarkan bahwa manusia memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan alam raya ini. lantas, kenapa kadang kita masih selalu merasa sombong ya??hmm..begitulah tabiat manusia.


anyway, sekarang saatnya 'take a picture'! kalau soal yang satu ini, cuma 'lowbat' yang bisa menghentikan 'kegilaan' kami pada kamera.hahaha....banyak foto yang kami diambil, ada juga rekaman videonya. bahkan Arif  sempat membuat video 'kampanye' disini.



yeaah...we are the champion!

tepat jam 15.00, kami turun gunung. kabut mulai datang. Firman khawatir, kami akan kehujanan pulang nanti. Makanya, langkah kami agak dipercepat. Untung jalan pulang ini kebanyakan menurun, jadi setidaknya waktu yang kami butuhkan untuk bisa sampai di bawah menjadi lebih singkat. benar saja, sekitar jam 17.45 kami sudah sampai di pemukiman warga. tidak nyasar, tidak bertemu 'pasar setan', tidak kena hujan. semua sehat dan selamat. alhamdulillah...


bersih-bersih, beres-beres, pamit dengan si empunya rumah, saatnya kembali ke Makassar!
sampai jumpa Ramma. suatu saat nanti, kita akan bertemu lagi. tapi kali itu, aku akan melihatmu dari puncak Bawakaraeng! insya Allah.


***


catatan perjalanan:
mendaki menuju Ramma ini, sama halnya seperti menjalani hidup. ada puncak yang ingin dituju di depan mata, itulah cita-cita. dan untuk mencapainya, ada bukit dan lembah yang harus dilewati. kadang kita tertatih untuk bisa mendaki bukit itu dan kadang kita pun jatuh saat melintasi lembah yang curam. kadang kita menemui jalan rata dan berangin sejuk, bahkan tak jarang pula kita harus bertemu dengan sungai air mata.

namun, yang harus kita sadari adalah bahwa cita-cita itu sangat dekat, sedekat jarak antara ujung ibu jari dan telunjuk ketika keduanya merapat. bahkan mungkin, lebih dekat lagi. yang harus kita lakukan adalah melangkah sedikit lagi untuk bisa mencapai puncaknya. tetap bersemangat dan optimis! karena optimislah, yang membedakan kita dengan orang yang tidak memiliki keyakinan.


***
kamar juang, 10 januari 2011
seminggu setelah pendakian

Komentar

  1. weits.. kassak sekali..
    yuni ini kau.. !!!

    BalasHapus
  2. Dak sanggup saya...naik gunung. Pake helikopter sih saya mau !!!

    BalasHapus
  3. arman: ayomi ikut..

    firman: wah, ad jg blogmu paeng...so, what next?? ^^

    ugha: seru nah. cobami dulu.

    BalasHapus
  4. firman: wuaah...masa' langsung latimojong.warming up dulu lah.hehhe...^^v

    BalasHapus
  5. ajak ajak yun kalau ada kegiatan kayak gini...
    ditunggu panggilannya...

    BalasHapus
  6. subhanallah,,,,
    salut ma 5 wanita perkasa
    ajak ajak dong looney
    ditunggu keperkasaanmu lg dalam menaklukan lembah or puncak gunung lagi,,,,

    BalasHapus
  7. >arman: ok bro, insyaallah
    >miyu: perkasa??wkakak... :D

    BalasHapus
  8. nature teach us to know and to be honest to ourself.....saya senang dengan sugesti 'sedikit lagi.. sedikit lagi'

    entar pas turun sugestinya mungkin 'lagi lagi lagi dan lagi'''' alias bikin ketagihan.....heheeh

    BalasHapus
  9. ternyata sukak naik gunung juga ya?? salam rimba lestari ^^

    foto2nya bagus banget mbak,. jadi pengen kesana.kapan2 ajakin yahhh..hehe

    setuju banget sama yang di catatan perjalanannya. mendaki gunung emang kurang lebih sama ama menjalani hidup, tapi versi pendeknya. kalo bisa fight sampe akhir, maka yang kita pengen pasti bisa kita dapatkan.

    *aku jadi inget pas sholat di kaki gunung mahameru, pas mukenahku beterbangan karena hembusan angin, tapi matahari sore tetap menghangatkanku :)

    BalasHapus
  10. armae: hhe..in pengalaman pertama. setelah pendakian pertama in, sy jd ketagihan naik gunung. pengen ke Mahameru juga. semoga suatu saat kesampean, amiin :)

    BalasHapus
  11. waah..
    yuni kereeeennn... :D

    BalasHapus
  12. amiiinnn... ayok bareng-bareng.. hehe :D

    BalasHapus
  13. ada kak Cida dan kak Qadri...
    salam kenal kak,,
    kapan2 klo mau mendaki ajak2 diriku jg yah :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***