Langsung ke konten utama

Bawakaraeng yang Pertama


saya akan naik gunung lagi!
dan kali ini, ke Bawakaraeng!
Ya Tuhan..saya pasti mimpi
***

~14 April 2011~
kamis sore , saya dihubungi teman saya, recca, kalau saya akan diikutkan dalam ekspedisi Bawakaraeng yang diadakan oleh Ar-Rahman feat BSMI Makassar yang akan melakukan bakti sosial keesokan harinya (15-17 April) di desa Lembanna. Ya Tuhan, saya masih tak percaya! pasalnya pada siang harinya, saya masih berangan-angan kesana ketika melihat artikel tentang Bawakaraeng di blog seseorang. dan sekarang, tawaran itu ada di depan mata. maka tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakannya.
pulang kerumah, saya langsung berkemas. matras, sleeping bag, jaket, pakaian, tak lupa ransum! semuanya berjejal masuk ke dalam tas carrier coklatku. saya merasa beruntung, karena seluruh biaya akomodasi dan lainnya akan ditanggung oleh pak nasir, pimpinan Ar-Rahman. jadi, saya cukup mempersiapkan keperluan pribadi, fisik dan mental saja. awalnya, agak ragu untuk meneruskan perjalanan kali ini. maklum, hampir sebulan ini saya alpa dari latihan fisik. sementara pendakian kali ini, saya rasa cukup berat jika dibandingkan dengan pendakian saya sebelumnya. namun, saya tetap memantapkan diri untuk ikut.


~15 April 2011~
jumat pagi, saya menyempatkan jogging 1 kali putaran danau untuk  pemanasan awal dan diteruskan peregangan tubuh. saya berdoa, semoga fisik saya kuat sampai di puncak nanti, walau pemanasan yang saya lakukan tidak maksimal. siang harinya, saya mengecek ulang perlengkapan dan sorenya saya menuju tempat kumpul pemberangkatan.
disana saya tidak mendapati recca. saya hanya bertemu rombongan pendaki dan tim bakti sosial. agak canggung, karena semuanya adalah sosok-sosok baru bagi saya. beberapa di antaranya, saya pernah bertemu pada kegiatan lain. tapi hanya sebatas kenal wajah, tak lebih. setelah menunggu lama, teman saya itu baru datang. pukul 17.30, rombongan meluncur ke lokasi, melewati jalan rusak, hutan pinus, dan kebun teh. sekitar pukul 22.00, kami tiba dengan selamat di desa Lembanna, Malino. dingiiiiiinn...saya suka!

~16 April 2011~
the journey is begin!
cuaca di Lembanna pagi itu kurang bersahabat. hujan gerimis mengguyur desa. tim baksos sudah melakukan persiapan sejak subuh, begitu juga dengan rombongan pendaki yang berjumlah 13 orang. mereka adalah pak nasir, recca, mori, kahar, habib, kak syafaat, aldi, ihsan, ria, hera, nunung, ayi, dan saya sendiri. karena hujan tak kunjung reda, pendakian yang direncanakan mulai jam 7 pagi, molor hingga jam 9 pagi. setelah melakukan briefing singkat, jam 9 pagi rombongan pun berangkat. 
sekilas info mengenai Bawakaraeng, gunung ini memiliki ketinggian 2830 mdpl. untuk bisa mencapai puncaknya, ada 10 pos yang harus dilewati. tahapan rute pendakiannya, seperti ini:
* menuju pos 1, pendakian dimulai dari desa Lembanna melewati perkebunan milik warga dan memasuki hutan pinus. waktu tempuh sekitar 1-2 jam perjalanan. di pos 1 ini, jalur terbagi 2. arah kanan menuju lembah Ramma, sedangkan arah kiri menuju Bawakaraeng.
* dari pos 1 menuju pos 2, waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan melewati jalan setapak sempit yang dikelilingi semak-semak. jalur pendakian masih landai dan sampai di pos 2 terdapat sungai yang mengalir.
* menuju pos 3, mulai masuk vegetasi hutan dan jalur belum terlalu mendaki. waktu tempuh sekitar 1 jam. pos 3 ditandai dengan pohon besar yang dipasangi papan petunjuk. sebelum mendapati pos 3, kita akan bertemu sungai lagi. di pos 3 ini, ada cerita mistis yang berkembang, bahwa disini pernah ada perempuan bernama 'noni' yang pernah gantung diri di pohon akibat patah hati dan sampai sekarang arwahnya masih gentayangan.
* untuk sampai di pos 4, waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan dan mulai memasuki kawasan hutan lumut. biasanya perjalanan dilanjutkan sampai pos 5. biasanya pos 5 digunakan untuk bermalam dan mendirikan tenda. di sini terdapat mata air, hanya saja untuk mencapainya kita harus turun lumayan jauh.
* menuju pos 6, perjalanan mulai mendaki dan terjal. banyak pohon besar kering yang tumbang dan menghalangi jalur, sehingga agak kesulitan dilewati. penanda jalur agak sulit terlihat dan juga banyak tugu in-memoriam para pendaki yang meninggal dipasang sepanjang jalur. namun pemandangan dari atas sini sangat bagus. hamparan bunga edelweis, angin dingin dan kabut yang sesekali menutup bukit semakin memanjakan pandangan kita.


edelweis
tertutup kabut

abadikan momen


* dari pos 6 ke pos 7, hutan mulai menghilang berganti vegetasi tanaman yang berbeda. perjalanan mulai mendaki dengan kemiringan mencapai 60 derajat. sekitar 2 jam perjalanan, barulah kita menemui pos 7. ketinggian disini mencapai 2710 mdpl. pemandangannya sangat indah dan terbuka. di pos 7 inilah yang sering terjadi badai dan menelan banyak korban. jika menjelang senja, kita dapat melihat view matahari terbenam yang sangat indah dari sini. 



negeri di atas awan



menanti senja


* dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun dan terjal. tiba di pos 8, disini tersedia mata air (biasa disebut lembah bidadari) dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.

* setelah melewati padang savana dan kebun edelweis maka akan tiba di pos 9 yang di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.

* pos 10 adalah Puncak Bawakaraeng. untuk mencapai sini, tidak terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. perjalanan ditempuh kurang lebih ½ jam perjalanan. sebaiknya sebelum menuju puncak, perhatikan kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.



menuju puncak
2830 mdpl

kalian tahu, mengapa saya tidak ada pada gambar di atas?
ya..itu karena saya tidak berhasil mencapai puncak. ketika sudah mencapai pos 7, hari mulai gelap. maka kami memutuskan menginap disana saja. kemudian tiba-tiba saya mulai merasa kesakitan pada kaki kanan, sehingga membuat saya tidak bisa meneruskan perjalanan ke puncak. sedih rasanya, tapi tak apa. saya sudah cukup bahagia melihat teman-teman yang lain berhasil menjejakkan kaki di puncak tertinggi Bawakaraeng. insya Allah, lain kali perjalanan itu akan saya tuntaskan.

~17 April 2011~
saatnya turun gunung!
semenjak subuh, saya mulai berkemas. saya akan turun duluan bersama pak nasir dan recca, sementara teman-teman yang lain akan 'muncak' pagi itu. dengan kaki yang sakit, waktu tempuh untuk turun menjadi cukup lama. kami banyak istirahat di tengah jalan dan baru sampai di Lembanna sekitar pukul 16.00 waktu setempat. satu jam kemudian, teman-teman yang lain pun berhasil menyusul kami.
***
saya teringat sebuah pepatah, 
'take nothing except picture, leave nothing except footprints'
ya..saya hanya bisa mengambil gambar dan meninggalkan jejak dari perjalanan kali ini. yang saya ceritakan disini, hanya garis besarnya saja. kisah lengkapnya, dingin udaranya, wangi edelweisnya dan keindahan alamnya masih terpatron jelas di otak. dan hal itulah yang membuat saya semakin ingin kembali kesana.

aku dan kompi, 22 april
saat kaki belum sembuh total

Komentar

  1. Dahsyat sekali...
    Selalu salut untuk para akhwat yang pandai mendaki, Selamat!

    BalasHapus
  2. salut untuk keberaniannya, walau hanya jogging sehari tapi bisa sampai pos7 ^^d

    SALAM BLOOFER :)

    BalasHapus
  3. edelweisnyaaa... merinding ngeliatnya.. kangeenn :(

    BalasHapus
  4. saya belum pernah ke bawakaraeng...cerita baksosnya juga dunk..mau2,..

    BalasHapus
  5. >kang aan-bang yudhi: hoho..terima kasih ^^
    >mas fikru: asal ad kemauan, pasti bisa koq
    >armae: ayooo...mendaki lagi ar, ntar ajak2 aku ya...
    >mas nitnot: pengalaman pertama jg. kl cerita soal baksos, sy g punya. kan gak ikutan, hehehe...
    >k'andin: mukhayam ky gini, pasti seru kan kak :)
    >mba tiara: aslinya lebih keren lho mba, asli seru! ^^p

    BalasHapus
  6. kerennn kak Yun :)

    ada foto saya tuh..detik-detik mencapai puncak..
    hha

    satu kalimat yang membuat saya tersentuh:
    "sedih rasanya, tapi tak apa. saya sudah cukup bahagia melihat teman-teman yang lain berhasil menjejakkan kaki di puncak tertinggi Bawakaraeng"..

    semangkaaaa untuk ekspedisi berikutnya

    BalasHapus
  7. whoaaaaaaaa,,, pengen..
    ajak² dung kak klo kesana lagi :D

    BalasHapus
  8. cadas! nanjak ke bawakaraeng, salah satu seven summit Indonesia >.<

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***