Langsung ke konten utama

Sahabat, Saudara dan Kawan

ada seorang sahabat. pribadi yang sangat baik, peduli terhadap kondisi di sekitarnya, dan berjiwa penolong. seperti abu bakr, dia paham betul arti sebuah persahabatan. hingga dia akan melakukan apapun untuk menjaganya, meski harus mengorbankan diri sendiri. lalu pada suatu ketika kami pernah berpikir, siapa perempuan beruntung yang akan bersanding dengan sahabat kami ini?

ada seorang saudara. dia sosok yang mencintai alam dan menyayangi keluarga. sikap pemalunya mengingatkan kami pada 'utsman bin 'affan. satu lagi, dia mengerti bagaimana menghargai wanita. hingga suatu ketika kami bertanya dalam hati, wanita seperti apa yang telah Allah siapkan untuk saudara kami ini?

ada seorang kawan. darinya kami belajar bagaimana seharusnya menjaga diri dan hati. walau agak tertutup dan sering berselisih paham, kami yakin bahwa kawan kami ini hanya menginginkan yang terbaik bagi kami. terkadang, sikap tegasnya seperti sahabat 'umar bin khattab. kemudian suatu saat kami pernah berharap, semoga Allah cepat mempertemukannya dengan rusuknya yang hilang.

untuk kalian: sahabat, saudara dan kawan kami.
maaf jika kami belum bisa menjadi sahabat, saudara dan kawan kalian yang baik.

tertanda,
saya (mewakili kami)

Komentar

  1. semoga ukhuwah akan selalu terjaga,
    dan siapa?

    `Iedul Mubarok, maaf atas segala khilaf...

    BalasHapus
  2. Saya mohon maap...
    Maapkan saya lahir dan batin... TT__TT

    BalasHapus
  3. entah mengapa saya jadi terharu membaca postingan ini :)

    BalasHapus
  4. Tanpa minta maaf saya sudah memaafkan. Biarkan kita bersama belajar menjadi sahabat, saudara, dan kawan yang baik. Meski tidak tercapai di dunia setidaknya masih ada kesempatan berjumpa di akhirat.


    Salam kenal utk yg punya blog :)

    BalasHapus
  5. love this..
    ada seorang kawan.. kamu.. :D

    BalasHapus
  6. kawan, maaf lahir batin. sayanya yang bodoh kali yah. kaga ngerti bahasa langit ke tujuh. :P

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama...

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***

Pulau Kodingareng Keke

Bermula dari rasa rindu menatap laut lepas dan galau pengen menginjak pasir pantai, saya nekat merencanakan perjalanan lintas pulau bareng teman-teman. Kali ini cewek semua: kak Pipi, Abel, Awa, Lara, Athifah, Mitha, kak Nunu, Ayi, Nur, Uthy dan saya sendiri. Pokoknya bukan pulau yang jauh, jadi gak perlu menginap. Juga bukan pulau yang rame, biar bebas berekspresi. Dan dari hasil wawancara dan browsing sana-sini, akhirnya pulau Kodingareng Keke-lah yang ditetapkan menjadi destinasi perjalanan 'nekat' ini. Jam tujuh pagi, kami bersebelas janjian ngumpul di dermaga penyeberangan Kayu Bangkoa, sekitar pantai Losari. Untuk bisa sampai kempulau Kodinagreng Keke, kami harus menyewa kapal dari sini. Harga sewa kapal tergantung kesepakatan dengan pemiliknya. Kemampuan harus total kita keluarkan biar bisa dikasih harga murah. Untuk urusan ini, saya serahkan ke kak Pipi dan Mitha. Saya hanya membantu seperlunya. Oke, setelah proses tawar-menawar yang panjang karena pake adegan ...