Langsung ke konten utama

Pulau Kodingareng Keke

Bermula dari rasa rindu menatap laut lepas dan galau pengen menginjak pasir pantai, saya nekat merencanakan perjalanan lintas pulau bareng teman-teman. Kali ini cewek semua: kak Pipi, Abel, Awa, Lara, Athifah, Mitha, kak Nunu, Ayi, Nur, Uthy dan saya sendiri. Pokoknya bukan pulau yang jauh, jadi gak perlu menginap. Juga bukan pulau yang rame, biar bebas berekspresi. Dan dari hasil wawancara dan browsing sana-sini, akhirnya pulau Kodingareng Keke-lah yang ditetapkan menjadi destinasi perjalanan 'nekat' ini.

Jam tujuh pagi, kami bersebelas janjian ngumpul di dermaga penyeberangan Kayu Bangkoa, sekitar pantai Losari. Untuk bisa sampai kempulau Kodinagreng Keke, kami harus menyewa kapal dari sini. Harga sewa kapal tergantung kesepakatan dengan pemiliknya. Kemampuan harus total kita keluarkan biar bisa dikasih harga murah. Untuk urusan ini, saya serahkan ke kak Pipi dan Mitha. Saya hanya membantu seperlunya.

Oke, setelah proses tawar-menawar yang panjang karena pake adegan memelas ala mahasiswa, akhirnya si pemilik kapal bersedia mengantar kami pulang pergi ke pulau tersebut dengan bayaran Rp.400.000 per kapal. Nah, sebenarnya kapasitas kapalnya sendiri bisa memuat 10-12 orang. Namun karena cuaca pagi itu kurang bersahabat alias agak berombak, rombongan terpaksa kami bagi dua sehingga kami harus menyewa 2 kapal.

Sekitar jam 9 pagi, akhirnya kami siap berlayar. Perjalanan ke pulau memakan waktu sekitar 45 menit. Selama itu pula kami disuguhi panorama perairan Makassar yang tidak biasa kami lihat. Juga beberapa pulau yang bisa kami lihat dari atas kapal, di antaranya pulau Lae-lae, Baranglompo, Samalona juga Kodingareng Lompo yang letaknya cukup dekat dari pulau tujuan kami ini.
Dari kejauhan, saya memicingkan mata. Tampak pulau Kodingareng Keke dengan gundukan pasir putih memanjang dan ditumbuhi beberapa pohon saja. Juga dermaga kayu kecil yang menjorok ke arah laut. Sepi. Benar-benar sepi. Pulau Kodingareng Keke seperti tak berpenghuni.


Beberapa saat kemudian, kapal kami pun bersandar di bibir pantai. Alhamdulillah...Rasa capek karena terlalu lama menunggu juga lapar karena belum sarapan, langsung pergi entah kemana ketika kaki kami mulai bersinggungan dengan pasir pantai yang putih. Mata kami melihat sekeliling, hanya ada kami di pulau ini. Tampak beberapa nelayan sedang mencari ikan di sekitar pulau. Lewat cerita dari mulut pemilik kapal, kami akhirnya tahu bahwa dahulu pulau ini sempat berpenghuni. Namun sekarang sudah tidak lagi. Maka jadilah kami seperti pemilik pulau kosong ini.
Turun dari kapal, kami mulai mencari tempat untuk berteduh dan menyimpan barang bawaan. Setelah mengisi perut kosong, kami pun siap menjelajahi tiap jengkal pulau ini dan mengabadikannya dalam gambar. 




Dimulai dari dermaga kayu kecil ini. Saya sempat duduk lama sendiri di dermaga ini. Diam dan mendengar gubahan nada paling mempesona, suara paling merdu di dunia.



Kemudian lanjut mengakrabkan diri dengan pasir pantai dan gulungan ombak kecilnya. Sejauh mata memandang, sempurna gradasi warna biru yang tampak. Subhanallah...Melihat ini semua, maka nikmat Allah yang mana lagi yang pantas kita dustakan?
 



 Matahari semakin condong ke arah barat. Kami harus segera kembali, jika tidak ingin kapal kami dihantam ombak. Dengan berat hati, kami akhirnya berkemas untuk pulang. Semoga masih ada lain waktu untuk menemuimu kembali, Kodingareng Keke.
 

Komentar

  1. emmmh.... jadi pengen snorkeling.. karang bawah lautnya cantik yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus bede'.
      cuma karena ini perjalanan nekat, jd ndak sempat bawa alat2 begituan.
      hahaha..lain kalipi.

      Hapus
    2. waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...KEREN bangettttttttttttttttttttttttttt >_<

      Hapus
    3. ni foto diambil thn brp?..soalx dulu kan ditahun 2000 ada villa di sana..dan aku jg pernah kerja disana bahkan bermalam tahun baru di sana

      Hapus
    4. anonim: oktober 2012...12 tahun kemudian :)

      Hapus
  2. yuniiii ngajak ribuuuttt, itu warnanyaaa...*berdoa dalam hati sungguh-sungguh* moga diberi kesempatan kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. subhanallah banget kan kang?hehe...*peace ^^v

      aamiin, sy doakan kakinya segera sampe dsini.

      Hapus
    2. iya betul yun subhanalloh sekali..wah padahal ini mah baru sekelumit dari ciptaan Alloh wabil khusus di endonesiah..itu mah baru pulau keciill banget ya..wah maha besar alloh
      moga someday bisa jalan" keliling Indonesia eh jangan keliling duania ajahh :D

      Hapus
  3. wow! cantik bangettttt.... semoga menjadi destinasi traveling berikutnya.

    nice posting, :)

    http://damai.malhikdua.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, saya emang cantik banget
      *ups,salah fokus :D

      silahkan bertandang ke Bumi Anging Mamiri ^^

      Hapus
  4. aaaaaah, subhaanalloh...!
    Pasirnya putih sekaaliii..
    Lautnya biru jerniiih....
    Huaa serasa milik sendiri tuh! (emang beneran gak ada penghuninya kak?)
    Keliatan gak kak, dari pantai losari?

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang beneran pulau kosong *swear ^^v

      kalo dr Losari ndak kelihatan, harus nyebrang jauuuuhh :)

      Hapus
  5. Biru bangeeetttt~~ Uda agak jarang ngelihat laut sebiru ini. :D

    BalasHapus
  6. wahh pantas kak yun lama menyendiri ternyata motret terus heheh keren kak :)

    BalasHapus
  7. Pantainya sungguh indah, hemparan pasir putih dan beningnya air laut sehingga terumbu karang pun terlihat dari atas permukaan laun :)

    BalasHapus
  8. Kak Yuni, maaf ya, baru bisa ngambil oleh2nya tengah malam gini. Hehe...

    Subhanallah banget kak >_<
    Biru biru gitu yaaa

    Pertanyaannya, kapan ngajak Zahra ke Kodingareng Keke kak?Hehe...
    #Sokdiajak :))

    Salah satu alasan kenapa saya suka Makassar adalah karena banyak tempat yang indah di sana ^_^
    Semoga suatu hari nanti bisa ke Makassar lagi. Aamiin ya Allah...

    BalasHapus
  9. gabuuung. :)
    kk yang baik hatiiiii... boleh ya minta copy banner bloof nya?

    BalasHapus
  10. SubhanaAllah, Pantainya menyejukkan mata.
    fotonya bagus - bagus :)

    BalasHapus
  11. kalau pergi kedua kalix ajak2 lagi nah :)
    hehehe ga kapok... walaupun wajah belang2 yg penting fun :D

    BalasHapus
  12. Wah..kereen foto-fotnya...

    satu hal lagi...

    Nekat banget kalian yach.....hehehe
    Salut buwat cewek2 bloofers...

    BalasHapus
  13. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Alhamdulillah kita masih diberi ALLAH SWT , nikmat umur buat menyambut Idul Adha tahun ini,
    semoga rahmat dan karunia ALLAH SWT selalu menyertai kita semua,
    selamat merayakan Hari Raya Idul Adha,
    bila ada salah dan khilaf dalam kata serta sikap selama ini, mohon di maafkan lahir dan batin.
    Wassalam

    BalasHapus
  14. ngakak baca koment nya arman nekat banget kalian yah.."
    wkwkwk. baru tau dia.. :))

    ayooo..kemana lagi kita??

    BalasHapus
  15. bener-bener keren tempatnya fotonya,,, semoga dapat kesana segera nih.. :D

    BalasHapus
  16. Boleh saya bilang "iriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, muuuupeeeeeeeeng, biiiiiiiiiiirrrrrrrrruuuuuuuuuuuuu..". (teriak dalam hati)
    Super, super, super, golden ways! Platinum :)
    Ah, makin cinta sama Indonesia. Keren lah, keren. Ga bisa berkata apa-apa kecuali "persahabatab kalian memang menginspirasi" :)

    BalasHapus
  17. makasih atas kunjungan teman2 semua
    ditunggu kedatangannya di Makassar ^_^

    BalasHapus
  18. Mbak, ada CP dari bapak perahunya nggak ya?? Sepertinya mau kesana juga.

    trus kalo mau sewa alat snorkeling itu dimana ya?? tau nggak??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***