Langsung ke konten utama

Kita yang Mencintainya

di antara gerimis malam ini akhirnya kau memutuskan untuk meninggalkannya, setelah tujuh tahun bersama. ada apa? apa kau tak lagi mencintainya? aku tahu, ada beberapa hal yang terjadi di antara kalian belakangan ini tersebab kehadiran seseorang yang 'lain'. tapi, apa harus begini akhir kisah kalian?  

aku sebagai seseorang yang juga mencintainya, sebenarnya jauh lebih tidak paham tentang akar masalah ini. aku hanya orang baru, sementara kalian sudah terlalu lama bersama. dan aku yakin sebesar apapun aku mencintainya, rasamu padanya pasti jauh lebih besar dan lebih dalam. namun keputusanmu ini, masih terlampau jauh dari akalku. 

tentang rasa itu pun, aku tidak bisa pungkiri. selama empat tahun terakhir, setiap hari kudapati diriku semakin mencintainya. maka akan menjadi lebih sulit dibayangkan, seberapa dalam rasa yang kau miliki terhadapnya? di waktu yang dulu kau pernah berkata, 'orang yang cinta akan menjaga'. aku pun bertanya-tanya, beginikah bentuk penjagaanmu? sungguh, aku bingung. kuharap kau bersedia menjelaskan hal ini padaku, secara perlahan, suatu hari nanti.

nyatanya, sekeras apapun usahaku, aku tetap gagal meyakinkanmu untuk bertahan. kau, dengan segala ke'aku'anmu, akhirnya mengambil keputusan untuk  pergi darinya. hal yang mungkin akan kau sesali suatu hari kelak, atau justru yang aku sesali karena tak mengambil langkah yang sama denganmu. entah, soal ini hanya Tuhan yang tahu.

tapi satu hal, kumohon tetap yakinkan aku untuk terus membersamainya. karena aku mencintainya, sama sepertimu.

banyak cerita masa lalu yang akan terukir hari ini. itu kata terakhirmu. 

lewat tengah malam di ruang biru
--- aku cinta dia, juga kau

Komentar

  1. wah gak happy ending...:(
    akupun juga bicara diposting terbaruku...

    BalasHapus
  2. "aku hanya orang baru, sementara kalian sudah terlalu lama bersama."

    waduh, kalimat yg ini :(

    BalasHapus
  3. kurasa,...kadang ada hal yang tak dapat kumengerti jika kebersamaan dengan seseorang bersama waktu yang digulirkannya,..bahkan hingga bertahun dan meluruh bersama waktu tersebut,..namun di suatu hari mereka tidak lagi membersamai waktu tersebut,..

    adakah mereka masih termasuk 'orang yang cinta akan menjaga'???

    BalasHapus
  4. Kunjungan perdana ...
    saya gak bisa menebak2 maksud sebenarnya dari tulisan ini. Bingung mau komen apa.

    Oya, ada ki' dulu waktu kopdar Bloofers di pantai Losari di' ...

    BalasHapus
  5. Owhhh,.. Jadi cinta segitiga toh !!! :sambil angguk - angguk:
    Trus segitiganya segitiga apanih sama kaki atau sama sisi ????

    BalasHapus
  6. makasih kunjungannya semua ^__^
    silahkan ditafsirkan sendiri aku, kau dan dia

    k'niar: iy kak, adaka jg :)

    BalasHapus
  7. Dua orang mencintai sosok yang sama. Haduhhh gimana jadinya ya?

    BalasHapus
  8. aseek juga tuh kyaknya,,,,,
    dua tertuju pada satu,,,

    BalasHapus
  9. terimakasih atas infonya gan
    salam sukses selalu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama...

#DIYproject: Replica of D90

Beberapa hari lalu, saya iseng googling tentang kamera kertas. Ceritanya lagi pengen bikin #DIYproject gitu. Lalu terdamparlah saya di  sini . Keren! Jadi pengen bikin juga. Keesokan paginya, saya mulai sibuk nyari kardus bekas yang agak tebal. Alhamdulillah, dikasih gratis sama penjaga toko di depan kompleks. Kamera yang saya mau coba bikin replikanya adalah Nikon D90 punya teman. Bimsalabim jadi apa, prok prok prok! Alat yang dipakai untuk project ini sih standar aja: gunting, lem dan cutter. Selain itu, juga harus punya stok kesabaran dan ketelitian yang lebih, karena ada beberapa bagian yang lumayan bikin "mikir". Dan setelah mendekam dalam kamar sambil menahan lapar, akhirnya jadi juga deh. Voila! ~ Bunch of thanks, to you and Fath :)

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***