Langsung ke konten utama

Bulan Rindu

Sebelas bulan yang lalu...
Menjelang detik-detik perpisahan denganmu, mungkin agak aneh jika kusebut ini gelisah.

Lalu pada suatu hari...
Terkadang, tanpa alasan yang jelas tiba-tiba aku teringat padamu. Saat melihat langit, saat mendengar suara-suara, saat merasakan hembusan angin, juga saat mencium bau bunga sedap malam di depan jalan. Apa Tuhan masih akan berbaik hati untuk mempertemukan kita lagi? 

Baru saja...
Aku mendengar suara langkah kaki di ujung jalan sana. Kaukah itu?

Tunggu, ada yang ingin kutunjukkan padamu. Ini rindu yang sejak lama kusimpan pada apapun yang pernah dan akan membuatku jatuh cinta padamu, sekali lagi. Kuharap cukup untuk membuatmu bertahan menemaniku disini, setidaknya sampai bulan baru muncul lagi.


***

Terima kasih telah selalu menyediakan siang terik bermiliar pahala. Terima kasih telah selalu membentangkan malam doa yang meluas angkasa. Terima kasih telah selalu menjadi bulan seribu bulan—yang membuatmu tak pernah selesai kami hitung untuk menentukan malam permulaan dan penghabisan. Terima kasih telah selalu datang dan pergi dengan senang hati, tanpa mempedulikan kemunafikan, kemaksiatan, dan kebebalan kami.

[Ramadhan - Fahd Djibran]

:: akhirnya kita bertemu lagi, Ramadhan

Komentar

  1. hemmm... ada rindu yang menggebu, begitu mencandu hingga kita bertemu lagi, RAMADHAN ^^
    Nice kk yuni :)

    BalasHapus
  2. Wuih, ada yang ganti kulit blognya. :D

    Nonjok Yun!
    Mari menghias Ramadhan ini dengan ujar tiada dusta.. Mari mencintai Ramadhan ini dengan sumbangsih tanpa pamrih. Sukses ramadhanmu Yun!

    BalasHapus
  3. Huuaaah bisaan yah si Fahd itu,ckckck..tulisannya slalu bikin meleleh :)

    BalasHapus
  4. diqa: makasih de' :)
    arya: hha..ganti suasana aja. sukses Ramadhanmu juga, Ary :)
    inuy: he eh..sederhana, tapi pas di hati. btw, tulisan yang di atas itu punyaku. yang dibawah, baru punya doi :D

    BalasHapus
  5. Meleleh itu... es krim.
    #ups! puasa.. :D

    BalasHapus
  6. happy fasting kak yun...
    insya Allah ramadhan tahun ini lebih baik dari kemaren2 :D
    semangat puasanya...

    BalasHapus
  7. Tabeee'
    numpang lewat kak...
    lewat ja. sambil curi kata-kata :p

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***