Langsung ke konten utama

Espérame

photo by CLk7

Teruntuk Sora,

Kita memang tidak pernah tahu konspirasi semesta macam apa lagi yang sedang menanti kita di depan. Serupa kebutaanku bahwa hubungan kita akan seperti ini sejak kali pertama aku menjatuhkan pandangku untukmu.

Satu dekade, dan banyak hal telah berubah. Musim berganti rupa dalam salinan yang baru, sedangkan aku masihlah lelaki pemalu yang selalu gemetar ketika harus berdiri di dekatmu. Apalagi jika harus menguraikan perasaanku padamu. Ah, aku seperti tak punya kuasa untuk itu.

Tapi aku ingin jujur, dan kau boleh tertawa mendengarnya. Aku selalu menanti kapan kita akan bertemu lagi, atau sekadar menunggu pesan singkat darimu walau hanya berisi sebuah sapaan "Selamat pagi, Rei!" Hal-hal remeh, namun membuatku candu.

Silakan sebut aku gombal atau apalah, namun  perasaan ini, entah sampai kapan aku akan kuat membendungnya. Kau semisal hujan yang terus merintik, sementara aku mulai rapuh kau hujam berkali-kali.

Sekarang masih banyak mimpi, harapan, keinginan dan hal lainnya yang belum aku lakukan. Padahal aku sudah terlanjur berangan ingin menggenapkannya bersamamu.

Pertanyaannya: bersediakah kamu?


dari yang ingin membersamaimu,
Rei

Komentar

  1. aaaaaaaa..... sepagi ini kau buatku meleleh kak :D

    BalasHapus
  2. "Tapi aku ingin jujur, dan kau boleh tertawa mendengarnya. Aku selalu menanti kapan kita akan bertemu lagi,"

    Izinkan saya mengutip kalimat tersebut untuk ... (titik... titik...)

    #Aan Sopiyan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk? *mulai kepo :p

      Hahaa...silakan An
      Terima kasih sudah mau mampir :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***