Langsung ke konten utama

together


~I don't even need the world, as long as you're with me~

***
Ini tentang Fath dan Qin, keduanya hanya nama samaran. Qin adalah teman saya. Sedangkan Fath, saya mengenalnya dari Qin. Setahu saya, mereka berteman sudah cukup lama. 

Suatu pagi selepas dhuha, Qin menumpahkan keresahan hatinya pada saya. Matanya agak berair. Saya yakin dia baru selesai menangis. Tapi tentang apa, saya tidak tahu sampai Qin menceritakannya sendiri kepada saya.

"Yu, tiap selesai shalat saya selalu berdoa. Semoga Allah menguatkan hati saya diatas agama dan ketaatan padaNya. Tapi kadang saya takut Allah tidak mendengar doa saya. Bisa saja Dia, atau sebenarnya saya,  yang justru mencondongkan hati kepada selainNya, kepada makhlukNya. Saya tidak pernah mau dipalingkan." Qin terus bercerita, sambil sesekali menyeka air mata.

Sampai disini, saya sebatas tahu bahwa Qin sedang takut. Itu saja. Tapi jujur saya masih belum mengerti mau dibawa kemana arah pembicaraan kami ini.

"Apa ini tentang perasaanmu pada seseorang?" Saya akhirnya bertanya demi menghilangkan kebingungan.

Qin diam. Mungkin dia pun bingung harus menjawab apa. Tapi kemudian dia menyodorkan handphone-nya kepada saya. Dibukalah menu pesan, lalu muncul obrolan panjangnya bersama Fath. Ah, rupanya dia! Saya menahan senyum, sambil membaca. Sampai pada kalimat:
Saya mungkin tidak pandai berkata-kata, dan juga barangkali gagal dalam mengurai perasaan padamu. Tapi yakinlah saya akan mendatangimu, hidup bersamamu, sesuai tuntunan halal. Saya merindukanmu, pun tersiksa dengan perasaan saya sendiri. Semoga ada jalan untuk bertemu. Mari kita berdua berdoa.
Saya tidak lagi bisa menahan tawa. "Ooh, jadi gara-gara ini? Semoga berlabuh ya." Saya terus terbahak sambil menepuk bahu Qin.

Dia merengek tidak jelas, sikap manjanya mulai kambuh. "Yu...saya takut!"

"Takut apa? Takut dia benar-benar mendatangimu?" Saya kembali tertawa.

"Bukan. Saya hanya takut disukai terlalu dalam."
***
Saya paham perasaan Qin.
Apa jadinya jika rasa cinta sudah membutakan hati manusia,
lalu memalingkan kita dari Sang Maha Cinta?
Itu yang dia takutkan.
Saya juga. 

Komentar

  1. it's like reminder for me eonni, gomawo :')
    tapi agk bingung dengn isi dari paragraf ketiga kak.. seprtinya ada yang terlewatkan atau kurang, di klimat ini : "Tapi kadang saya takut Allah tidak mendengar doa saya. Bisa saja Dia, atau sebenarnya saya, yang justru mencondongkan hati kepada selainNya, kepada makhlukNya." Dia, yang dimksdkan di paragraf ini siapa?.. hehe

    BalasHapus
  2. kalimat terakhir --> mengingatkan semua :D

    BalasHapus
  3. hmmmmm..baca ini jd ingat sesuatu :3

    BalasHapus
  4. Hmm...semua jadi ingat-ingat apa yaa :p

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama, da

Lantern Festival

kalian pernah nonton film 'Tangled'? pasti tahu kan adegan pas Rapunzel sama Flynn lagi diatas perahu di tengah danau, sementara orang-orang di istana lagi melepaskan ribuan lentera cantik ke atas langit dengan harapan si Putri Rapunzel kembali ke istana. hwaa, sumpah...that's the best scene EVER!! kereen banget >.< pertamanya, gw kira acara 'lepas lentera' kayak gitu cuma ada di kartun doang. ternyata eh ternyata, di dunia nyata ini emang beneran ada lho. bahkan dijadiin festival! *terpukau* ya, namanya Lantern Festival atau yang biasa disebut Festival Lentera. festival ini merupakan acara menerbangkan lentera ke atas langit dengan tujuan mengharapkan hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup. festival kayak gini digelar di berbagai negara, seperti Cina, Taiwan, Inggris, Thailand, bahkan Indonesia. cuma bentuk kegiatannya aja yang agak beda. kalau di Cina atau Taiwan, festival ini digelar pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Tiongk

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***