Langsung ke konten utama

Kita dalam Prasangka Mereka

kita hidup di antara sanjung dan puja manusia. membuat kita hilang hati dengan segala prasangka baik tentang diri. hingga terkadang lupa bahwa kita masih jauh dari batas sempurna, walau kita paham betul limit itu tentu takkan pernah bisa kita capai.

suatu waktu, mungkin pernah terpikir bagaimana jika prasangka mereka tidak jauh lebih baik daripada kenyataannya? bukankah itu dirasa sebagai kebohongan, walaupun kita tak pernah bermaksud melakukannya. lalu jika pada akhirnya mereka tahu, akankah mereka tetap mau membersamai kita? ketakutan-ketakutan itu pasti pernah melintas dalam ruang pikir kita. dan manusia, sejatinya akan meniru rembulan. hanya menampakkan sisinya yang bercahaya, sementara menyembunyikan sisi gelapnya. 


maka mari kita jaga prasangka baik mereka, dengan melakukan yang terbaik seraya berdo'a seperti yang diajarkan salah seorang sahabat Rasulullah:


Komentar

  1. Pertamax
    Menjaga prasangka memang penting, tapi lebih penting lagi membuat diri sesuai betul dengan prasangka itu..

    blogwalking pagipagi brrrr

    BalasHapus
  2. yun...di blogQ kasi q testimon gan.di:

    http://candlynajwa.blogspot.com/2012/01/gantungan-kunci-unik-dan-lucu.html#links

    BalasHapus
  3. kita juga tentunya harus berprasangka baik juga terhadap orang lain, jgn lain di mulut lain di hati....trima kasih sudah mengingat kk melalui postingan mu yun ^__^

    BalasHapus
  4. ya Allah ya Robb....
    disini saya bener2 tersungkur tak berdaya...
    hanya bisa berucap la haula wala quwwata illa billah...

    BalasHapus
  5. Amin ya rabbal alamin..

    keep spirit !

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiaah..ngapain lo ngiklan fatigon dsini hah? XD

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ornamen Matahari

Salah satu contoh Ornamen Matahari di Lapangan Merdeka, Ambon (photo by clk7) Bagi yang pernah berkunjung atau tinggal di Maluku, pasti akrab dengan gambar dan corak seperti gambar di atas. Ya, ornamen tersebut mulai banyak digunakan pada beberapa bangunan maupun produk lokal Maluku, dengan beragam corak dan bentuk. Namun masih banyak orang, bahkan orang Maluku sendiri, yang belum mengetahui makna dan nilai filosofis yang terkandung di balik ornamen tersebut. Ornamen Matahari, dilambangkan sebagai simbol matahari yang di dalamnya memiliki makna simbolis keyakinan, pola pikir, norma, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Maluku, khususnya suku Alifuru di Pulau Seram.  Di masa lalu, ornamen matahari digunakan untuk tanda dekorasi pada tubuh pada saat upacara kakehan (ritual pemanggilan arwah), sesuai dengan latar belakang, kebudayaan, adat-istiadat dan tata kehidupan alam lingkungan, masyarakat Patasiwa Alifuru. Salah satu bukti bahwa ornamen ini sudah dikenal cukup lama...

Menuju Perut Besar (Gunung Lompobattang)

"Tuhan tidak mempercepat kematian dengan mendaki gunung, dan tidak memperlambat kematian dengan tidak mendaki gunung, Tuhan akan bersama orang-orang yang pemberani" [terpahat di suatu tugu memoriam menuju puncak Lompobattang] *** suatu jum'at bertanggal tiga belas. cerita bermula dari sakau mendaki yang menjadi-jadi, kejutan dari tamu tak diundang, hingga menunggu yang sangat membosankan. waktu terus berdetak dan menjelang gulita segalanya mulai berbalik menyenangkan. konsolidasi antara langit, bintang dan dingin malam itu sukses. saya bahagia! ya, esok hari saya akan kembali mengejar ujung-ujung langit. menuju satu titik lewat pijak payah dan lelah. berdiri sejajar awan, melihat bintang lebih dekat, bebas menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi. sensasi luar biasa yang hanya bisa dirasakan ketika menapaki pasak-pasak bumi. ***

Pulau Kodingareng Keke

Bermula dari rasa rindu menatap laut lepas dan galau pengen menginjak pasir pantai, saya nekat merencanakan perjalanan lintas pulau bareng teman-teman. Kali ini cewek semua: kak Pipi, Abel, Awa, Lara, Athifah, Mitha, kak Nunu, Ayi, Nur, Uthy dan saya sendiri. Pokoknya bukan pulau yang jauh, jadi gak perlu menginap. Juga bukan pulau yang rame, biar bebas berekspresi. Dan dari hasil wawancara dan browsing sana-sini, akhirnya pulau Kodingareng Keke-lah yang ditetapkan menjadi destinasi perjalanan 'nekat' ini. Jam tujuh pagi, kami bersebelas janjian ngumpul di dermaga penyeberangan Kayu Bangkoa, sekitar pantai Losari. Untuk bisa sampai kempulau Kodinagreng Keke, kami harus menyewa kapal dari sini. Harga sewa kapal tergantung kesepakatan dengan pemiliknya. Kemampuan harus total kita keluarkan biar bisa dikasih harga murah. Untuk urusan ini, saya serahkan ke kak Pipi dan Mitha. Saya hanya membantu seperlunya. Oke, setelah proses tawar-menawar yang panjang karena pake adegan ...